Masyarakat peranakan Tionghoa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Kesenian tradisional Tionghoa pun ikut memberi warna dalam budaya nusantara. Persenyawaan unsur budaya asal daratan Tiongkok dengan karakter budaya lokal menghadirkan keunikan tersendiri dalam tradisi yang berkembang dalam masyarakat peranakan Tionghoa di Indonesia.
Warga keturunan Tionghoa baru saja merayakan Imlek pada 25 Januari 2020 lalu. Berbagai acara digelar untuk memeriahkan suasana tahun baru. Mungkin banyak dari kalian yang hanya mengetahui pertunjukan barongsai saja. Tapi, ternyata ada pertunjukan lain yang menjadi bagian dari perayaan Imlek, yaitu Wayang Potehi. Kesenian tradisional ini mengalami pasang dan surut sepanjang perjalanan sejarahnya di Indonesia. Kesenian ini mulai menggeliat di tengah semangat kebebasan pada era reformasi. Wayang potehi mulai dipentaskan di berbagai tempat, bahkan merambah ke pusat-pusat perbelanjaan, khususnya saat Tahun Baru Imlek.

Wayang Potehi merupakan salah satu kesenian dari Tiongkok. Diduga, akar dari kesenian wayang potehi telah berkembang selama kurang lebih 3.000 tahun. Wayang Potehi mulai menunjukkan eksistensinya di Tiongkok sejak masa Dinasti Jin (265-420 M). Kesenian ini diperkirakan masuk ke nusantara bersama ekspedisi perdagangan sekitar abad ke-16. Kemudian, seni wayang ini berkembang di berbagai daerah di Indonesia.
Potehi sendiri berasal dari kata pou yang artinya kain, te berarti kantong dan hi artinya kepala. Secara harfiah, bermakna wayang yang berbentuk kantong dari kain. Dalang akan memasukkan tangannya ke dalam kain, kemudian memainkannya seperti wayang pada umumnya. Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang.

Pertunjukan Wayang Potehi ini bukan hanya sekadar seni saja, tapi juga memiliki fungsi sosial dan ritual. Saat pertama kali masuk ke Indonesia, Wayang Potehi dimainkan dalam bahasa Hokkian. Namun seiring dengan berkembangnya jaman, wayang ini dimainkan dalam bahasa Indonesia. Tujuannya adalah supaya seluruh masyarakat dapat memahami cerita yang dimainkan.
Cerita yang biasa dimainkan Wayang Potehi adalah legenda-legenda yang ada di Tiongkok. Akan tetapi, kini Wayang Potehi sudah mengambil cerita-cerita di luar kisah klasik. Pertunjukan Wayang Potehi memang sudah langka. Namun biasanya saat perayaan Imlek, wayang ini akan kembali dimainkan sebagai hiburan masyarakat.
sumber : indozone, indonesiakaya