Upacara Minum Teh Ala Tiongkok

Gong Fu Cha adalah upacara minum teh yang paling populer di Tiongkok. Gong Fu Cha atau seni menyeduh teh ala masyarakat Tiongkok ini tak hanya sekadar cara penyajian minum teh, tetapi juga dijadikan sebagai upacara/ritual yang memerlukan keterampilan khusus. Upacara ini lebih menekankan cara menyeduh teh, agar diperoleh karakter terbaik daun teh yang diseduh.

Upacara minum teh ini sudah ada sejak jaman Dinasti Song, dan meluas di daerah Fujian dan Guandong pada jaman Dinasti Ming. Upacara minum teh bagi masyarakat Tionghoa merupakan suatu upacara yang suci dan sakral dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Tionghoa itu sendiri. Dalam upacara perkawinan dan pemujaan leluhur, upacara minum teh wajib dilakukan dan dijalankan, dan orang yang melakukannya harus menguasai pengetahuan mengenai daun teh, peralatan yang digunakan, serta karakter air yang digunakan untuk menyeduh teh.

(sumber gambar : aliexpress)

Dalam upacara Gong Fu Cha biasanya jenis teh yang digunakan adalah teh oolong atau teh hitam, dan tidak cocok digunakan untuk teh hijau. Sebelum memulai Gong Fu Cha, terdapat tujuh komponen yang harus disiapkan, antara lain :

Poci Teh

Poci teh yang paling sesuai untuk digunakan dalam Gong Fu Cha adalah poci Yixing yang tidak berglasir. Alasan digunakannya poci tersebut karena poci Yixing diketahui dapat memperbaiki dan meningkatkan rasa, tekstur, dan aroma teh tersebut. Umumnya diperlukan dua buah poci, satu buah poci besar yang digunakan untuk mendidihkan air, dan satu buah lagi digunakan untuk menyeduh. Uniknya, semakin sering poci itu digunakan maka semakin mengkilap pocinya.

Gelas Untuk Menyajikan Sebuah Teh

Gelas untuk menyajikan teh ini biasanya berbentuk hampir menyerupai cangkir, namun memiliki ukuran yang lebih besar. Biasanya teh yang telah diseduh di poci teh kemudian dituangkan ke dalam gelas supaya rasa yang didapat pada saat dituangkan ke dalam cangkir yang satu ke cangkir yang lainnya sama. Tetapi apabila air seduhan teh langsung dituangkan dari poci teh ke dalam cangkir, cangkir yang terakhir pasti manghasilkan rasa dan kentalan yang berbeda, cangkir yang terakhir akan memiliki rasa yang paling pahit di antara cangkir lainnya.

Cangkir Teh

Cangkir teh yang digunakan dalam Gong Fu Cha pada umumnya berukuran kecil dan tanpa kuping. Cangkir tersebut memang khusus dirancang seperti itu agar teh dapat dihabiskan dalam satu sampai dua teguk.

Gelas Kecil

Gelas berukuran kecil yang memiliki tinggi sekitar 5 cm juga digunakan sebagai pelengkap. Gelas ini sangat berfungsi untuk mencium aroma air dalam seduhan teh. Gelas ini juga memiliki daya tampung air yang sama persis dengan cangkir teh, sehingga tidak perlu takut air teh yang dituangkan dari gelas kecil ke cangkir teh akan lebih atau kurang.

Air

Air yang digunakan untuk Gong Fu Cha adalah air yang berasal dari sumber mata air dan baru saja mendidih dengan suhu 100 derajat celcius, untuk menghangatkan perangkat yang akan digunakan dalam Gong Fu Cha. Air tersebut tidak boleh melalui penyaringan atau penyulingan terlebih dahulu, karena akan menghasilkan rasa teh yang tawar. Kesalahan dalam penggunaan panas air juga dapat mengakibatkan rasa dan aroma daun teh berubah.

Baki

Penampung air teh baki memiliki fungsi untuk menampung air yang tertumpah pada saat proses penyeduhan dan penyajian teh. Selain itu, baki juga digunakan menjadi tempat pembuangan air panas yang digunakan untuk mensterilkan perangkat minum teh. Baki memiliki bentuk yang sangat beragam, seperti bentuk persegi panjang, lingkaran, dan ada juga yang berbentuk oval dengan garis bergelombang. Bahan pembuat baki juga sangat beragam, ada yang terbuat dari kayu jati, tanah liat, maupun stainlessteel. Pada umumnya baki disambung dengan selang berdiamater kecil untuk menyalurkan air yang tertampung menuju ke sebuah baskom kecil.

Perlengkapan Tambahan

Selain enam komponen penting diatas, ada beberapa peralatan tambahan yang berperan cukup penting yang sifatnya melengkapi peralatan Gong Fu Cha lainnya. Peralatan-peralatan tambahan tersebut adalah sendok teh, penjepit gelas, sendok pembuangan daun teh, dan penyaring teh. Ketiga alat tersebut biasanya terbuat dari bambu, kecuali penyaring teh. Tiap-tiap alat memiliki fungsi yang berbeda, yaitu :

a. Sendok teh yang berbentuk cekung pada bagian depan yang digunakan untuk memasukkan daun teh ke dalam poci.

b. Penjepit cangkir digunakan pada saat mensterilkan cangkir-cangkir teh yang akan dipakai. Selain untuk memegang cangkir yang sedang dalam keadaan panas.

c. Sendok pembuang daun teh yang dibuat untuk mengeluarkan daun teh yang telah dipakai dari dalam poci. Selain itu, dilihat dari bentuknya yang unik, sendok ini juga digunakan ketika corong teko tersumbat oleh daun teh dengan memasukkan unjung sendok yang berbentuk runcing.

d. Penyaring teh sangat dibutuhkan dalam menyeduh teh agar air teh yang diminum jernih tanpa kotoran. Sesuai dengan kebiasaan minum teh pada masyarakat Tionghoa yang menginginkan air teh yang diminum bebas dari kotoran daun teh itu sendiri.

Menurut prosedur, melakukan Gong Fu Cha membutuhkan meja yang cukup untuk meletakkan seluruh perangkat teh yang akan digunakan. Pada umumnya, digunakan meja berbentuk lingkaran, karena bentuk lingkaran memiliki bentuk nilai filosofis yang melambangkan siklus kehidupan yang terus berputar tanpa terputus, sehingga diharapkan hubungan baik di antara peminum teh tetap tersambung. Suasana di sekitar ruangan yang digunakan juga haruslah tenang dan santai.

Hal yang pertama dilakukan untuk memulai Gong Fu Cha adalah mendidihkan air yang akan digunakan untuk menyeduh teh. Setelah air mendidih, air tersebut disiramkan pada bagian dalam dan luar poci untuk menyamakan suhu luar dengan suhu dalam poci serta untuk mensterilkan poci sebelum digunakan. Air tersebut juga disiramkan pada poci dan cangkir-cangkir teh, serta gelas-gelas kecil untuk menghangatkan perangkat minum teh dan juga untuk membersihkan perangkat tersebut dari debu. Selain itu, penyiraman air mendidih ini juga dimaksudkan agar semua perangkat yang dipakai untuk menyeduh dan minum teh dalam keadaan suhu yang sama. Air mendidih yang dimasukkan dalam cangkir-cangkir tadi dibuang dengan menggunakan bantuan penjepit cangkir. Air bekas mensterilkan cangkir ini dapat dibuang begitu saja atau bisa disiramkan lagi pada poci penyeduhan teh.

Setelah proses sterilisasi, daun teh dimasukkan hingga 1/3 bagian dari teko dengan menggunakan sedok teh. Kemudian daun teh tersebut diseduh dengan air mendidih, poci agak sedikit digerakkan dengan arah berputar horizontal.

Setelah 10-15 detik, air dalam poci itu dibuang. Proses ini dinamakan proses pencucian daun teh. Air mendidih dimasukkan kembali ke dalam poci penyeduhan untuk menyeduh daun teh. Tunggu sekitar 20-25 detik baru kemudian air teh dituangkan ke poci satu lagi untuk menyajikan teh. Penuangan ke poci ini memiliki arti keadilan, karena warna dan rasa teh dapat berubah hanya dalam hitungan detik saat ia terendam air, sudah tentu tamu pertama dan tamu terakhir akan mendapatkan rasa teh yang berbeda.

(sumber gambar : cajchai)

Namun, biasanya masyarakat Tionghoa suka terlebih dahulu mencium aroma dari teh dalam gelas kecil dan menggenggam sambil memutar gelas kecil dengan kedua tangan supaya panas dari gelas itu dapat menghangatkan telapak tangan. Setelah 3-5 detik kemudian, air teh dari gelas dituangkan ke dalam cangkir teh. Setelah dituangkan ke cangkir, sebaiknya teh tidak dihabiskan dalam satu tegukan, tetapi dalam dua sampai tiga kali tegukan. Air teh tidak langsung ditelan. tetapi ditahan sebentar di mulut agar dapat diserap oleh gigi dan lidah. Kemudian kita bisa merasakan air teh yang diminum tadi melewati tenggorokan hingga masuk ke dalam tubuh, sehingga membuat tubuh menjadi hangat dan segar.

(sumber gambar : pathofcha)

Penyeduhan daun teh yang sama dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga 5-7 kali. Pada penyeduhan berikutnya, ditambah 5 detik setiap kali diseduh. Jadi saat seduhan kedua, ditunggu sampai 25-30 detik, seduhan ketiga ditambah 5 detik lagi dan begitu juga dengan seduhan-seduhan berikutnya. Namun, khusus untuk penggunaan poci tanah liat, ada syarat wajib yang tak boleh dilanggar, yakni satu poci hanya boleh untuk 1 jenis teh. Misalnya, poci A sejak pertama beli langsung digunakan untuk menyeduh oolong tea, maka jangan gunakan poci tersebut untuk menyeduh teh merah di lain waktu. Hal ini akan merubah rasa dan jika diteruskan maka bisa dipastikan teh yang diseduh akan menghasilkan rasa yang aneh. Hal ini terjadi, karena sifat tanah liat yang mampu menyerap aroma. Keuntungannya, jika kita selalu menggunakan poci yang sama untuk 1 macam jenis teh, maka di upacara berikutnya, tanpa diberi teh, hanya diberi air panas, ketika di tuang ke cangkir, maka air putih itu akan berasa teh dengan sendirinya.

Dari upacara ini kita belajar bahwa minum teh tidak sekadar pelepas dahaga, akan tetapi juga belajar menikmati aroma dan rasanya. Minum teh tradisional itu sendiri memang sudah sangat bermanfaat bagi tubuh. Apalagi teh telah dipercaya sejak lama mengandung antioksidan tinggi yang baik bagi tubuh. Upacara minum teh Ini juga mengajak otak kanan dan kiri untuk seimbang dengan mengatur suhu teh, dan sebagainya. Dilihat dari sisi seni dan budaya, proses upacara minum teh mengandung makna mendalam seperti belajar kesabaran, tekun, tata krama, keindahan, ketenangan, dan harmonisasi kehidupan. Jadi, siapa yang tertarik mencoba upacara minum teh Gong Fu Cha?

sumber : aliexpress (gambar), suara, text-id.123dok (info)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *